theory_of_everything_xlg

Seorang anak muda bernama Stephen Hawking  sedang mengejar gelar doktornya di Cambridge University, Inggris. Pria kurus, dan jangkung yang masih sangat muda, 22 tahun. Seorang yang agak pemalas, namun ketika dia sedang mengerjakan sesuatu, you’ll easily call him genius.

Dalam masa studinya ia sedang mengkaji teori alam semesta khususnya tentang Blackhole. Dalam proses studinya itu pula lah Hawking bertemu dengan Jane Wilde, seorang mahasiswi literatur. Meskipun secara ideologis mereka jauh berbeda, Jane adalah seorang Kristen taat, sementara Stephen menyatakan dirinya beragama pengetahuan. Namun, romance story mereka tetap berlanjut meskipun ada dua perbedaan besar tersebut.

The Theory of Everything (2014) image2

Tak lama, Stephen didiagnosis mengidap motor neuron disease yang membuat syaraf motoriknya akan selalu melemah. Bahkan dokter mendakwanya akan hanya mampu bertahan hidup 2 tahun lagi. Daripada berpisah, Jane justru menjadi semakin dekat dengan Stephen dan memilih untuk menikah dengannya. And the story begin.

tumblr_njpwjmP8FF1qc5ia4o1_540

Film ini diadaptasi dari buku nonfiksi karya Jane Hawking, “Travelling to Infinity: My Life with Stephen”. Dan tentu, mayoritas cerita film ini akan didominasi mengenai kisah romansa mereka berdua. Kisah-kisah lain seperti prestasi akademik Stephen, buku yang sedang dia tulis, hingga teori yang sedang dia kembangkan, hanya menjadi cerita lengkap. Film ini lebih bercerita tentang sesorang yang memiliki keterbatasan fisik, namun hal tersebut tidak menghalanginya meraih hasil yang luar biasa di bidang yang ditekuninya. Dan tentu, dengan sedikit bumbu asmara karena ini juga cerita tentang sebuah keluarga.

Meskipun demikian, film ini bisa menjadi docudrama yang baik. James Marsh, sang sutradara sangat straightforward dalam menyampaikan cerita. Tanpa basa-basi dan dramatisasi berlebihan. Berbeda jauh jika dibandingkan dengan biografi film-film Indonesia yang masih beraroma sinetron menye-menye. Film ini terlihat lebih jujur dalam menyampaikan cerita. Bahwa ya, Stephen Hawking itu manusia biasa. Kehidupan rumah tangganya tidak secemerlang prestasi akademisnya. Namun kisah-kisah tersebut tergambar secara wajar, dan tidak berlebihan.

The Theory of Everything (2014) image7

Awalnya sih saya kira film ini akan mirip film Habibie-Ainun. Karena kurang lebih keduanya sama. Suami cemerlang yang selalu didampingi oleh istri yang kuat. Namun The Theory Of Everything menggambarkannya dengan sedikit berbeda. Ya, menyesuaikan konsumen sih. Meskipun disampaikan dengan gaya-gaya barat, kita masih bisa merasakan ketegaran Jane dalam merawat dan mendukung Stephen. Mungkin karena penggambaran yang tidak berlebihan tadi, justru malah membuat sisi psikologi kita mudah terbawa. You will know how amazing she is. :v

Overall dari 0 sampai 10, saya beri nilai 8 untuk film ini. Setelah nonton film ini malah membuat saya mulai tertarik untuk membaca-baca buku Stephen Hawking. Karena sejauh ini, yang saya tahu tentangnya cuma dari internet sih. Nampaknya juga harus perlu dikaji sendiri.