IMGP4092Gunung yang beruntung menjadi pilihan keempat saya adalah Gunung Gede. Gunung Gede terletak di kawasan Taman Nasional Gunung Gede-Pangrango. Pegunungan ini bertipe stratovolcano dan memiliki dua puncak utama, yaitu Gunung Gede (2958mdpl) dan Gunung Pangrango (3019mdpl). Kedua puncak berjarak sekitar 5-6 jam waktu tempuh.

Pada kesempatan kali ini saya hanya bisa naik ke Gunung Gede saja. Pihak TNGGP hanya membatasi pendakian 2 hari 1 malam saja. Bisa sih kalau mau menaklukan 2 puncak, namun nanti akan jadi pendakian marathon, tanpa istirahat. Mampir ke Mandalawangi mungkin lain waktu saja.

20150609_061409

Jalur pendakian ke Gunung Gede

Gunung ini juga termasuk gunung yang mainstream. Maklum, lokasinya sangat dekat dari 2 kota besar, Jakarta dan Bandung. Hanya 600 orang pendaki yang boleh masuk ke total 3 jalur pendakian yang ada. 300 dari Cibodas, 200 dari Gunung Putri, dan 100 dari Selabintana. Pun tiap bulan Agustus, jalur pendakian pasti ditutup untuk normalisasi ekosistem.

20150609_073735

Ditutup

Administrasi untuk masuknya pun cukup ribet. Seminggu sebelum pendakian kita harus booking dulu. Dan membayar sekitar 22500 rupiah per orang. Katanya sih termasuk yang paling ribet dari semua gunung di Indonesia.

Seperti biasa, dalam pendakian kali ini pun saya juga ikut rombongan yang baru saya kenal. Pertama kali bertemu ya pas mau berangkat dari stasiun Depok. Komunikasi dilakukan via whatsapp. Saya sih nimbrung rombongannya Ade, teman naik ke Merbabu dan Semeru. Ada Karjo, Mega, Faisal, dan Dinda. Harusnya sih ada Aini juga. Tapi, pagi hari sebelum berangkat, Aini batal ikut. Padahal, dia yang beli semua bahan makanan.

IMGP4210

The team. Foto Di Alun-alun Surya Kencana

Kami berlima berangkat bareng dari Stasiun Depok lama. Sementara Faisal sudah menunggu di stasiun Bogor. Dari stasiun Bogor, ada banyak angkot yang bisa disewa ke Cibodas. Meski ada 3 jalur pendakian, namun Simaksi hanya bisa dilakukan di Cibodas. Dari Cibodas kami menyewa angkot lain menuju Gunung Putri. Tidak bisa dengan angkot yang sama. Peraturan premannya harus ganti. Sekitar 4 jam perjalanan dari Stasiun Bogor ke Gunung Putri.

Kami memilih Gunung Putri karena rute ini relatif pendek, meski cukup terjal. Cibodas terlalu panjang rutenya, meskipun landai. Lebih cocok untuk turun. Oleh karena itu kami naik dari Gunung Putri, turunnya lewat Cibodas. Selabintana, selain karena terlalu jauh, rutenya juga terlalu luar biasa.

Kami bermalam di Gunung Putri. Ada banyak rumah warga yang disediakan bermalam. Cukup membayar 10ribu saja. Tepat jam 7 pagi, setelah sarapan kami mulai perjalanan kami.

Rutenya ternyata lumayan berat juga. Naik terus, hanya ada beberapa kali jalan landai. Sepanjang perjalanan kita bisa mendengarkan suara monyet dan burung yang saling bersahut-sahutan. Di hutan banget lah rasanya. Kami berencana mendirikan tenda di Alun-alun Surya Kencana.

7 jam perjalanan kami dari bawah hingga Surya Kencana. Surken adalah sebuah padang luas. Mungkin lebih luas dari Oro-oro ombo di Semeru. Selain itu banyak bunga Edelweiss disini. Keren banget pemandangannya. Tapi, jangan sekali-kali memetik dan membawa pulang edelweiss lho. Jika kalian mencintai seseorang, jangan bawa edelweiss kepadanya, namun bawa dia kepada edelweiss.

IMGP4204

Alun-alun Surya Kencana. Mata airnya di sebelah kanan

Yang kurang dari tempat ini sih sampahnya buanyak banget. Coba kalau bisa sedikit lebih rapi. Luar biasa men. Disini juga ada mata air, jadi tidak usah membawa air banyak-banyak dari bawah. Bisa refill di Surya Kencana atau Kandang Badak.

IMGP4039a

Our 5 million star “hotel”

Kami mendirikan tenda di balik semak-semak. Hal ini agar tidak terlalu terkena angin. Bayangkan padang terbuka dan tepat di balik puncak gunung, anginnya seperti apa coba. Saya sudah kapok ditampol angin dingin di Savana Merbabu. Makan malam juga bukan sebuah masalah. Meskipun Aini, yang seharusnya jadi chef kami batal ikut, bahan makanan yang dia bawakan sudah cukup membantu. Ditambah beberapa jenis MSG, rasanya sudah enak banget. Hahaha…

Sayangnya, saya gagal mendapat view langit yang bagus disini. Hanya bintang-bintang di petang hari saja yang saya dapatkan. Setelah jam 9, langit tertutup awan. Gagal dapat milky way deh. Pun saat bangun jam 3 pagi, langit masih berselimut awan.

IMGP4030a

#np : Tunjuk Satu Bintang – So7. *sori agak fail.pada ga mau diem :v

Jam 3 pagi kami kami bangun. Agar masih kebagian sunrise, kami harus berangkat jam 4. Estimasi perjalanan ke puncak 1 jam. Barang-barang kami tinggal di tenda. Kami hanya membawa 1 tas berisi air dan makanan. Dan yang kebagian membawa tas adalah Ade. :v

Sesampai di puncak, kami langsung sholat shubuh. Di puncak aroma belerang tercium sangat kuat. Maklum, tepat di bawah kami adalah kawah gunung gede. Maklum gunung ini masih aktif, dengan letusan terakhir pada 1957. Begitu kata wikipedia.

Pemandangan di puncak juga nggak kalah keren, selain bisa melihat kawah dan gunung gede seperti gambar paling atas, lampu-lampu malam di kota-kota sekitar juga nampak bagus. Momen sunrise seakan malah menjadi terasa biasa saja. Lagian, tujuan mendaki gunung bukan untuk melihat sunrise kan?

IMGP4049a

kota yang-saya-tak-tahu-namanya jika dilihat dari puncak menjelang sunrise.

Puasa foto-foto, kami turun lagi ke Surya Kencana. Sesampai di Surya Kencana kami langsung memasak dan beres-beres tenda. Nanti kami harus muncak lagi. Lho, kok naik lagi? Iya, kami berencana turun via Cibodas, dan jalurnya ada dibalik jalur pertama kami. Jadi harus ke puncak lagi. Dan kali ini dengan membawa semua perlengkapan lengkap. :v

IMGP4154

Pencitraan kalau sampai di puncak

Katanya sih jalur Cibodas itu meski lebih panjang, namun lebih landai. Cuma yang deket-deket puncak aja yang lumayan butuh perjuangan. Dan ternyata kata deket puncak itu tidak sedekat yang saya bayangkan. Kami berjalan hampir 1 jam, dan jalanan masih terjal. Belum lagi ada Tanjakan Setan. Tanjakan curam yang hanya bisa dilewati menggunakan webbing yang sudah disediakan. 2.5 jam dari puncak, kami sampai di Kandang Badak.

maxresdefault

Tanjakan Setan. *Taken from Google

Kandang Badak ini tempat ngecamp para pendaki yang menggunakan jalur Cibodas. Ada mata airnya juga. Namun pemandangannya kurang bagus. Kancang Badak dikelilingi hutan lebat. Meskipun berada di antara 2 puncak, namun kedua puncak tersebut tidak terlihat karena tertutup pepohonan. Dan lagi-lagi banyak sampah dimana-mana. Bahkan mata airnya pun juga kotor. Para pendaki mencuci langsung peralatan mereka disini. Ah sayang sekali.

Sekitar 1 jam dari Kandang Badak, kita akan bertemu sumber air panas. Keren gila ini. Namun mengerikan ketika dilewati. Jalan yang kami lewati adalah bebatuan yang mengalir di aliran sumber air panas. Dan airnya literally bener-bener panas. Bisa buat ngrebus telur. Antara serem dan takjub. Masyaa Allah banget lah.

hot spring Gede

Hot spring ala Gunung Gede. *picture taken from google

10 jam kami dari Surya Kencana hingga Cibodas. Itupun kata penjaganya sudah masuk rekor cepat. Biasanya sampai 12 jam. Karena biasanya akan foto-foto lama ketika di puncak.

Perjalanan kali ini memberi hikmah yang cukup besar buat saya. Dapet temen-temen baru sudah pasti. Ini juga kali pertama saya digigit pacet. Nggak terasa ternyata. Nggak begitu ngeri sih, soalnya pacet itu kecil, kalau lintah mungkin udah heboh.hahaha… Namun, yang paling makjleb adalah tentang ramadhan. Lho kok sampai ramadhan? Iya, naik Gunung Gede membuat saya kembali mengingat bulan mulia yang akan datang 6 hari lagi itu. Naik gunung aja dibela-belain banyak persiapan, lalu persiapan ramadhanmu seperti apa? Detailnya, akan saya bahasa di artikel berikutnya.